Selasa, 22 November 2016

Belajar Dari game on line

Setiap kali main game on line Jenis game strategy pasti kita Akan me emulate pola sederhana membangun kekuatan baik kelompok atau sebuah negara atau Karajan.
Hal dasar yang harus di bangun adalah pengelolaan sumner daya baik manusia atau pun alam, dan Bahasa sumber daya manusia pasti Hal pertama, kita di suruh mengerakan sdm kita untuk mengelola SDA, hal sederhana orang yang kita punya disuruh menebang pohon untuk membangun rumah atau barak. Atau SDM kita disuruh mengelola lahan bercocok tanam.
Tulisan ini sebenarnya bukan sekedar mengajak para pemimpin bermain game strategi tapi juga mencermati apa yang ada di dalamnya untuk diaplikasikan pada apa yang diperintahnya.
Membangun SDM adalah hal pertama dan pertama kali SDM digunakan untuk mengelola kebutuhan akan SDA dasar apa itu ? Makanan untuk dimakan, minuman layak konsumsi, energi untuk masak dan yang cukup penting juga adalah tempat tinggal yang layak.
Dalam game juga kita sering gagal atau kalah hingga di invasi kekuatan lain karena SDM kita terbatas yang di mulai dari minimnya hasil SDA kita. Dari sini kita bisa belajar bernegara dengan cara sederhana ketika negara besar Indonesia ini sakit parah.
Apa yang menjadi kegagalan kita ?
Kita kupas dulu SDM kita, pertanyaannya bukan kurang tapi lebih tepatnya salah urus kita punya manusia yang besar nomor 4 di dunia hidup dikelilingi SDA tanpa batas punya sejarah masa lalu sebagai bangsa yang besar, apa yang terjadi ?
Kita gagal mengelola sumber daya manusia kita untuk mengelola sumber daya alam khususnya kebutuhan pokok, lahan yang luas Terbengkalai akibat di kuasai korporasi atau tak ada SDM yang berminat mengelola. Pemerintah atau sang pemain game gagal membuat aturan dan mengelola SDM, gagal paham memahamkan petani supaya anaknya terus bertani disebabkan tak adanya kesejahteraan pada petani.
SDM pengelola sumber daya yang memenuhi hajat dasar bangsa dianggap kelas bawah yang tak sepenting apalagi dilihat hari status sosial yang lebih merata dianggap rakyat miskin.
Akibat langsungnya semakin hari bangsa ini menjadi bangsa lemah yang beras sebagai kebutuhan pokok saja harus di impor dari negara kecil seperti Vietnam dan Thailand yang luasnya jika digabungkan masih lebih luas pulau Sumatera.
Pertanyaannya apakah lahan kita tandus, semua ahli pertanian lulusan IPB atau kampus kampus kecil sekalipun di Indonesia yang mengeluarkan sarjana pertanian akan berujar "tidak".
Jadi masalahnya apa, undang-undang, kepemimpinan atau memang SDM kita malas ?
Semua jadi masalah setiap tahun anggaran yang kita gelontorkan tidak tepat sasaran atau bahasa umumnya jadi tempat korupsi massal.
Membuat bangsa ini sadar memang bukan perkara mudah apalagi setiap hari musuh musuh Indonesia terdekat seperti Singapura menina Bobokan orang orang berduit dan koruptor Indonesia untuk menikmati negerinya yang katanya ramah rapi dan ekonominya sehat sekali.
Bangsa ini lupa diri dan silau melihat lampu yang gemerlap lupa bahwa negeri itu terang berkat mengelola sumber daya alam Indonesia melalu tangan tangan bodo pejabat yang suka jual bangsa.
Tanggung jawab kita bersama untuk mulai menjaga harta dan harga diri kita, lahan yang semakin terbatas harus kita kelola sendiri walau hanya ditanam kangkung.
Jangan takut menjadi bangsa yang kesannya miskin tapi hakekatnya kita bisa menjaga kemandirian, dari pada sibuk ditanami sawit yang nyatanya di miliki asing.
Mulai menjaga rasa dengan membeli hasil kerja bangsa sendiri, wisata di negeri sendiri ketimbang ke luar negeri menghabiskan devisa negara.
Banyak orang kaya yang tak sadar dan tak tau diri, saat uang banyak hasil berjualan di negeri sendiri di habiskan untuk liburan di negeri orang, lupa bahwa uang yg di pakainya hasil kerja tenaga kerja Indonesia di negeri lain yg mereka kirim pulang sementara orang orang kaya itu menjual barang barang hanya menghasilkan rupiah yang kemudian di tukar ke mata uang asing untuk dihabiskan.

  1. Merdeka, Rebut kembali kemandirian kita jangan hanya jadi kambing congeg di negeri sendiri



Tidak ada komentar: