Selasa, 21 Februari 2017

Mencatat sejarah Islam Nusantara jilid 2

20 Januari 2017
Begitu lelahnya perjalanan membuat kami tak menghadiri acara terakhir haul Habib Ali Al Habsyi dalam rangkaian acara haul 18-20 Januari 2017. Kami hanya menyempatkan berziarah di makam putra dan cucu cucu beliau beliau di kompleks masjid Riyadh yakni Habib Alwi al habsyi dan Habib Anis al habsyi dan Habib Ahmad al habsyi Di siang harinya di lanjutkan dengan sholat jamak Dzhuhur dan Azhar di masjid tersebut.
Habib Ali AL Habsyi adalah sohibul simthud durar yang berasal dari hadramaut yaman, amalan beliau inilah yang kemudian di lanjutkan syairnya oleh putra bungsunya di Indonesia Habib Ali AL habsyi di kota solo dan dilanjutkan oleh cucu beliau memimpin masjid dan zawiyah Riyadh solo kepada Habib Anis AL Habsyi.
Setelah sholat kami menyempatkan mengunjungi pasar dadakan yang ramai setiap acara haul, beberapa kopiah, sarung dan baju koko menjadi santapan sekaligus untuk perjalanan selanjutnya.
Tujuan selanjutnya kota Semarang melewati kabupaten Boyolali, kota Salatiga dan kabupaten Semarang
Kami sempatkan mengisi perut yang sudah cukup lapar di sekitar Boyolali di sebuah kedai sate kambing moro Trisno yang lapaknya membuat jadi cinta.
Beranjak malam menyusuri kota Salatiga di bawah kaki gunung Merbabu, tempat indah dan dingin, kawasan Ngaso Belanda di jamannya karena udara yang nyaman bagi orang Eropa.

http://riyadhuljannahh.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-maulid-simtudduror.html

Masuk kota Semarang kami langsung menuju makam Habib Hasan bin tho bin Yahya atau yang di kenal sebagai syekh keramat jati di depan masjid AL Hidayah taman duku lemper Kidul Semarang.
Saat kami berziarah makam sedang dalam perbaikan sana sini masih terlihat dalam pembenahan begitu pula masjid AL hidaya yang bisa di bilang hampir rampung 70%

https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/6-habaib-nusantara/al-habib-hasan-bin-yahya-syekh-kramat-jati

Perjalanan selanjutnya masih di kota Semarang ke sebuah pemakaman lama di kota Semarang yakni pemakaman bergota, kompleks pemakaman yang luas di situ juga terdapat makam kyai Sholeh Darat yang dikenal sebagai guru spiritual ibu kita Kartini. Tujuan kami ke sebuah makam yang berkubah tersendiri di pinggir kompleks yakni makan Sayid Hasan moesawa

Lelah perjalanan seharian melintasi bagian tengah pulau Jawa di bayar dengan lelap di kota Semarang di hotel horison NJ. Ternyata setelah kamar di dapat perut yang terasa lapar pun mencari persinggahannya, tak jauh dari hotel ketemukan bakmi Jawa hangat dan menyenangkan sebelum terlalap.

1 komentar:

velistya mengatakan...

Smg dlm lindungan Allah swt